Cek Toko Sebelah 2, Kolaborasi Jenius Ernest Prakasa dan Meira Anastasia Angkat Isu Perempuan dengan Santai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komika yang juga sutradara Ernest Prakasa kembali menghadirkan film Cek Toko Sebelah 2 setelah rentang waktu 6 tahun dari film pertamanya. Kali ini, berkolaborasi dengan sang istri Meira Anastasia yang membantu dalam penulisan naskah pun mampu menghadirkan kisah dan konflik yang lebih luas dan lebih kompleks dari film terdahulunya.
Menariknya, Ernest dan Meira begitu jenius menghadirkan isu dan kritik sosial yang terbilang kompleks berat bagi kaum perempuan utamanya masalah atau problematika yang terjadi pada keluarga muda seperti child free, feminim, masalah dengan mertua dan lainnya dihadirkan dengan ringan, santai dan tak menggurui dengan bumbu komedi yang memberikan kesegaran dan hiburan sendiri ketika menonton film ini.
Ketika menonton Cek Toko Sebelah 2, penonton pasti akan menyadari bahwa pandangan-pandangan dari sisi perempuan sangat ditonjolkan. Namun, sutradara Ernest Prakasa dan penulis naskah Meira Anastasia mengaku bukan ingin mengkampanyekan feminisme.
"Gue rasa beda ya antara feminin dan feminis, disini tuh lebih ke feminin, perspektif perempuan tanpa menjadi kampanye feminisme," ujar Ernest Prakasa saat ditemui di sela sela press screening Cek Toko Sebelah 2 di XXI Epicentrum, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Sang istri yang juga penulis cerita film CTS 2 ini Meira Anastasia mengungkapkan banyak sekali perdebatan dalam menggarap naskah Cek Toko Sebelah 2 bersama Ernest Prakasa. Meski begitu, dia mengaku senang, karena punya lebih banyak keleluasaan untuk bereksplorasi karena Ernest Prakasa memberikan kesempatan lebih luas padanya untuk menulis skenario ketimbang di proyek-proyek bersama Ernest sebelumnya.
"Di skenario proyek keempat kita bareng ini aku dikasih banyak kesempatan untuk memberi lebih banyak ide. Kalau dilihat, lumayan feminin filmnya, banyak sisi pandang perempuan dibandingkan Cek Toko Sebelah 1 yang sedikit sekali," kata Meira
Pada film pertama memang juga ada pandangan perempuan, tetapi dirinya dulu lebih banyak mengalah, apalagi soal candaan yang dilontarkan."Jadi memang kalau dilihat (filmnya) cukup feminin ya, lebih banyak dari sudut pandang perempuan. Memang dari dulu juga ada, tapi dulu banyak ngalah. Sekarang bahkan jokes pun nanya ke aku, kalau nggak, ya nggak. Kami mau bikin film yang lebih ramah perempuan," ungkap Meira.
Sebagai orang tua, khususnya dari sisi ibu dengan segala pengalaman hidupnya, Cek Toko Sebelah 2 memperlihatkan perjuangan membesarkan anak dan keinginan untuk selalu memberikan yang terbaik. Lalu, sebagai istri dalam sebuah pernikahan, film ini mengangkat isu childfree yang belakangan sering disuarakan sejumlah perempuan.
Meskipun demikian, menurut Meira, bukan berarti sekuel Cek Toko Sebelah mendukung isu tersebut. Ia hanya ingin mengajak perempuan berani bersuara. Menurut Meira, jika memang tidak ingin punya anak, sebaiknya dibicarakan karena keputusan ada di tangan yang menjalani kehidupan pernikahan.
"Sebenarnya kami tidak mau memberatkan pada isu feminisme. Cuma karena sekarang itu lagi melihat dari sisi Ayu, dari sisi Natalie, dari sisi Agnes, ada orang tua dan juga anak, kebetulan mereka itu perempuan, jadi kita pengen ngasih lihat sisi kalau yang dirasakan atau dipikirkan perempuan dalam kehidupannya itu seperti ini loh," papar Meira.
Menimpali pernyataan istri, Ernest Prakasa pun mengaku senang ada dimensi dan pandangan baru yang membuat kisahnya lebih baik dari sebelumnya ketika Meira mengeluarkan jati dirinya dalam menulis cerita Cek Toko Sebelah 2. Karena itu, ia tidak masalah jika Meira banyak ngotot dalam penggarapan naskah.Di sisi lain, Ernest juga menjelaskan kenapa Cek Toko Sebelah 2 baru rilis pada 2022, enam tahun setelah film pertama. Ternyata, ini ada kaitannya dengan relevansi kehidupan pribadi Ernest dan Meira dengan alur cerita film.
"Kenapa baru sekarang, karena baru sekarang kami punya keresahan pribadi yang compatible dengan Cek Toko Sebelah yang berbicara tentang anak dan orang tua. Saat anak kami masuk SMP, kami merasa, kok, makin susah ya jadi orang tua dan itu yang tercermin di sini," ucap Ernest.
Lihat Juga: Unggah Pernyataan Lama Jokowi Perangi Korupsi dan Perkuat KPK, Ernest Prakasa: Pak, Gemes Deh
Menariknya, Ernest dan Meira begitu jenius menghadirkan isu dan kritik sosial yang terbilang kompleks berat bagi kaum perempuan utamanya masalah atau problematika yang terjadi pada keluarga muda seperti child free, feminim, masalah dengan mertua dan lainnya dihadirkan dengan ringan, santai dan tak menggurui dengan bumbu komedi yang memberikan kesegaran dan hiburan sendiri ketika menonton film ini.
Ketika menonton Cek Toko Sebelah 2, penonton pasti akan menyadari bahwa pandangan-pandangan dari sisi perempuan sangat ditonjolkan. Namun, sutradara Ernest Prakasa dan penulis naskah Meira Anastasia mengaku bukan ingin mengkampanyekan feminisme.
"Gue rasa beda ya antara feminin dan feminis, disini tuh lebih ke feminin, perspektif perempuan tanpa menjadi kampanye feminisme," ujar Ernest Prakasa saat ditemui di sela sela press screening Cek Toko Sebelah 2 di XXI Epicentrum, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Sang istri yang juga penulis cerita film CTS 2 ini Meira Anastasia mengungkapkan banyak sekali perdebatan dalam menggarap naskah Cek Toko Sebelah 2 bersama Ernest Prakasa. Meski begitu, dia mengaku senang, karena punya lebih banyak keleluasaan untuk bereksplorasi karena Ernest Prakasa memberikan kesempatan lebih luas padanya untuk menulis skenario ketimbang di proyek-proyek bersama Ernest sebelumnya.
"Di skenario proyek keempat kita bareng ini aku dikasih banyak kesempatan untuk memberi lebih banyak ide. Kalau dilihat, lumayan feminin filmnya, banyak sisi pandang perempuan dibandingkan Cek Toko Sebelah 1 yang sedikit sekali," kata Meira
Pada film pertama memang juga ada pandangan perempuan, tetapi dirinya dulu lebih banyak mengalah, apalagi soal candaan yang dilontarkan."Jadi memang kalau dilihat (filmnya) cukup feminin ya, lebih banyak dari sudut pandang perempuan. Memang dari dulu juga ada, tapi dulu banyak ngalah. Sekarang bahkan jokes pun nanya ke aku, kalau nggak, ya nggak. Kami mau bikin film yang lebih ramah perempuan," ungkap Meira.
Sebagai orang tua, khususnya dari sisi ibu dengan segala pengalaman hidupnya, Cek Toko Sebelah 2 memperlihatkan perjuangan membesarkan anak dan keinginan untuk selalu memberikan yang terbaik. Lalu, sebagai istri dalam sebuah pernikahan, film ini mengangkat isu childfree yang belakangan sering disuarakan sejumlah perempuan.
Meskipun demikian, menurut Meira, bukan berarti sekuel Cek Toko Sebelah mendukung isu tersebut. Ia hanya ingin mengajak perempuan berani bersuara. Menurut Meira, jika memang tidak ingin punya anak, sebaiknya dibicarakan karena keputusan ada di tangan yang menjalani kehidupan pernikahan.
"Sebenarnya kami tidak mau memberatkan pada isu feminisme. Cuma karena sekarang itu lagi melihat dari sisi Ayu, dari sisi Natalie, dari sisi Agnes, ada orang tua dan juga anak, kebetulan mereka itu perempuan, jadi kita pengen ngasih lihat sisi kalau yang dirasakan atau dipikirkan perempuan dalam kehidupannya itu seperti ini loh," papar Meira.
Menimpali pernyataan istri, Ernest Prakasa pun mengaku senang ada dimensi dan pandangan baru yang membuat kisahnya lebih baik dari sebelumnya ketika Meira mengeluarkan jati dirinya dalam menulis cerita Cek Toko Sebelah 2. Karena itu, ia tidak masalah jika Meira banyak ngotot dalam penggarapan naskah.Di sisi lain, Ernest juga menjelaskan kenapa Cek Toko Sebelah 2 baru rilis pada 2022, enam tahun setelah film pertama. Ternyata, ini ada kaitannya dengan relevansi kehidupan pribadi Ernest dan Meira dengan alur cerita film.
"Kenapa baru sekarang, karena baru sekarang kami punya keresahan pribadi yang compatible dengan Cek Toko Sebelah yang berbicara tentang anak dan orang tua. Saat anak kami masuk SMP, kami merasa, kok, makin susah ya jadi orang tua dan itu yang tercermin di sini," ucap Ernest.
Lihat Juga: Unggah Pernyataan Lama Jokowi Perangi Korupsi dan Perkuat KPK, Ernest Prakasa: Pak, Gemes Deh
(hri)